Stella Artois: Kisah Epik Lahirnya RWB Pertama Akira Nakai

HobiHype Kisah Stella Artois RWB Pertama Akira Nakai

Akira Nakai mengubah Porsche 930 tua menjadi karya seni otomotif legendaris bernama Stella Artois, RWB pertama yang lahir pada akhir 1990-an. Mobil ini, dinamai dari bir Belgia favorit Nakai, menjadi titik awal Rauh-Welt Begriff (RWB), bengkel modifikasi yang kini mendunia. Bagaimana kisah di balik kelahiran Stella Artois? Yuk, telusuri perjalanan inspiratif Nakai dan karya ikonisnya yang mengguncang dunia otomotif!

Dari Drifting ke Porsche

Pada era 1990-an, Akira Nakai sibuk menaklukkan jalanan pegunungan Tsukuba bersama geng drifting Rough World, mengendarai Toyota AE86. Namun, hasratnya beralih ketika ia melihat Porsche 930 Turbo melaju di jalanan Jepang. Alhasil, Nakai jatuh cinta pada desain sensual dan tenaga buas Porsche klasik. Misalnya, garis bodi ramping dan mesin flat-six mendorongnya untuk bereksperimen. Pada suatu hari, Nakai membeli Porsche 930 1985 dalam kondisi rusak parah dari sebuah bengkel di Tokyo. Sebaliknya, alih-alih memperbaikinya seperti biasa, ia memutuskan untuk merombak total mobil tersebut.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut, Nakai menuangkan kreativitasnya tanpa konsep pasti, hanya mengikuti insting. Sebagai contoh, ia memotong fender dengan gergaji angin dan memperlebar bodi untuk menciptakan tampilan agresif. Karena itu, mobil ini menjadi kanvas pertamanya, yang ia namai Stella Artois, terinspirasi dari bir favoritnya. Selain itu, Nakai menambahkan stiker “Zweite Entwicklung” (perkembangan kedua) untuk menandakan evolusi gayanya. Dengan demikian, Stella Artois lahir sebagai RWB pertama, menggabungkan estetika kasar dan performa balap.

Modifikasi Keren dan Fungsional

Berpindah ke detail modifikasi, Nakai mengubah Porsche 930 dengan pendekatan unik. Pertama-tama, ia memasang body kit wide-body khas RWB, termasuk fender lebar dengan baut ekspos dan canard untuk downforce. Selain itu, bumper depan agresif dengan lubang udara besar meningkatkan pendinginan rem. Misalnya, Nakai memilih pelek Work Meister S1 dan SSR Professors 18 inci berwarna emas doff, dibalut ban Yokohama Advan bertulisan “idlers”. Sebagai akibatnya, mobil ini tampil gambot namun tetap fungsional untuk balap.

Di samping itu, interior Stella Artois dirancang untuk balap. Seperti yang Nakai lakukan, ia melucuti hampir semua komponen kabin demi mengurangi bobot hingga 980 kg, 400 kg lebih ringan dari aslinya. Contohnya, jok balap Bride custom RWB, setir Momo racing, dan short shifter menggantikan interior standar. Oleh karena itu, Stella Artois mencatat waktu 57 detik di sirkuit Tsukuba, membuktikan kemampuan balapnya. Terlebih lagi, mesin flat-six 3.8 liter yang dimodifikasi oleh Promodet menambah tenaga buas tanpa turbo berlebihan. Dengan demikian, Stella Artois bukan hanya cantik, tetapi juga monster di lintasan.

Filosofi Nakai: Seni dan Performa

Lebih jauh lagi, Stella Artois mencerminkan filosofi Nakai: mobil harus indah sekaligus fungsional. Menurut Nakai, “Mobil keren harus bisa jalan, bukan cuma dipajang di garasi.” Karena itu, ia menolak modifikasi hanya untuk estetika. Sebagai contoh, setiap potongan bodi dan komponen aerodinamis dirancang untuk mendukung performa di jalan dan lintasan. Selain itu, Nakai bersikeras memasang body kit sendiri, bahkan saat bekerja di luar negeri. Misalnya, ia menghabiskan dua hari untuk mengerjakan Porsche RWB ke-11 di Indonesia, bernama Tozoku, pada Agustus 2024. Alhasil, setiap RWB menjadi karya seni personal yang mencerminkan karakter pemiliknya.

Sementara itu, Stella Artois memicu revolusi RWB di seluruh dunia. Seperti yang terjadi, mobil ini menarik perhatian global, dari Jepang hingga Amerika Serikat. Contohnya, Mark Arcenal dari Illest membawa RWB ke AS setelah bertemu Nakai di Chiba, menghasilkan karya seperti “Hoonigan” dan “Pandora One”. Oleh karena itu, RWB kini memiliki cabang di Thailand, AS, dan negara lain, dengan antrean pesanan hingga tiga tahun. Sebagai tambahan, Stella Artois tetap menjadi “laboratorium” Nakai, terus berevolusi selama 17 tahun sebagai simbol dedikasinya.

Mengapa Stella Artois Begitu Ikonis?

Akhirnya, Stella Artois bukan sekadar mobil, melainkan simbol passion dan keberanian Nakai. Sebagai contoh, warna hitam doff dengan aksen emas dan spoiler besar menciptakan aura sangar yang tak tertandingi. Selain itu, mobil ini menginspirasi komunitas otomotif global, dari penggemar Porsche hingga kolektor diecast seperti model 1/43 Tarmac Works. Karena itu, Stella Artois muncul dalam video game *Need for Speed* 2015 sebagai penghormatan pada Nakai. Lebih lanjut, jam tangan REC Watches edisi terbatas bahkan menggunakan potongan bodi Stella untuk dialnya. Dengan demikian, pengaruh Stella Artois melampaui otomotif, menjadi ikon budaya pop.

Terlebih lagi, Nakai tetap rendah hati meski terkenal. Misalnya, ia masih mengerjakan modifikasi dengan tangan, ditemani rokok dan jazz di bengkelnya di Chiba. Oleh karena itu, Stella Artois bukan hanya mobil, tetapi cerminan jiwa Nakai: kasar, kreatif, dan tanpa kompromi. Jadi, apakah kamu terinspirasi oleh kisah ini? Ayo, bergabung dengan komunitas RWB! Tonton video modifikasi Stella Artois di YouTube RWB Official atau bagikan pendapatmu di kolom komentar. Pantau terus untuk update terbaru tentang karya Nakai dan RWB di situs kami!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *