HobiHype 29 Mei 2025 – Elon Musk, miliarder di balik Tesla dan SpaceX, mengguncang dunia politik AS dengan mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintahan Donald Trump pada Rabu (28/5/2025). Sebagai pemimpin Department of Government Efficiency (DOGE), Musk memicu gejolak dengan pemangkasan anggaran besar-besaran. Namun, kini ia memilih mundur, mengejutkan pendukung dan kritikus. “Musk keluar, DOGE selesai?” cuit @PolitikGlobalID di X. Apa alasan di balik langkah ini? Mari kita telusuri fakta menariknya!
Alasan Pengunduran Diri Elon Musk
Musk mengumumkan kepergiannya melalui X, menyatakan masa tugasnya sebagai Special Government Employee (SGE) telah berakhir setelah 130 hari sejak pelantikan Trump pada 20 Januari 2025. “Saya berterima kasih kepada Presiden Trump atas kesempatan mengurangi pemborosan,” tulis Elon Musk. Namun, ketegangan muncul ketika ia mengkritik “Big Beautiful Bill” Trump, yang meningkatkan defisit anggaran, bertentangan dengan misi DOGE. “Bill ini merusak kerja tim DOGE,” katanya kepada CBS News. Oleh karena itu, perbedaan visi menjadi pemicu utama.
Drama di Balik DOGE
Sebagai kepala DOGE, Musk memimpin pemangkasan 12% tenaga kerja federal, sekitar 260.000 pegawai, melalui ancaman pemecatan dan tawaran pensiun dini. Ia juga menutup agensi seperti USAID, memicu kritik keras. “Musk bakar birokrasi, tapi efeknya chaos!” cuit @NewsUpdateID di X. Namun, target penghematan $2 triliun meleset, hanya mencapai $175 miliar, jauh dari janji awal. Selain itu, Musk berselisih dengan pejabat senior seperti Marco Rubio dan Peter Navarro, yang ia sebut “bodoh”. Konflik ini mempercepat kepergiannya.
Dampak pada Pemerintahan Trump
Pengunduran diri Musk meninggalkan DOGE dalam ketidakpastian. Meski Musk mengklaim misi DOGE akan terus berlanjut, banyak yang meragukan efektivitasnya tanpa dirinya. “DOGE tanpa Musk kayak kapal tanpa nahkoda,” tulis @PolitikAS di X. Trump belum mengomentari kepergian Musk, tetapi sumber Gedung Putih menyebut keputusan ini diambil di level staf senior tanpa diskusi langsung dengan presiden. Akibatnya, fokus Trump pada reformasi birokrasi mungkin melemah.
Fokus Kembali ke Bisnis
Elon Musk kini beralih ke Tesla dan SpaceX, yang menghadapi tantangan. Tesla melaporkan penurunan laba 25% pada kuartal 2025, sementara SpaceX berjuang dengan uji coba Starship yang gagal. “Saya kembali kerja 24/7 di pabrik,” cuit Musk di X. Investor menyambut kembalinya Musk, dengan saham Tesla naik 5% pasca-pengumuman. Dengan demikian, Musk tampaknya ingin menstabilkan bisnisnya setelah gejolak politik.
Reaksi Publik dan Sentimen di Indonesia
Penggemar Elon Musk di Indonesia bereaksi beragam. “Musk berani lawan sistem, tapi politik bukan dunianya,” cuit @TechLoversID di X. Sementara itu, @BeritaGlobalID menulis, “Mundurnya Musk bikin Trump kehilangan sekutu kunci.” Sentimen di X menunjukkan kekaguman pada keberanian Musk, namun banyak yang menyayangkan kegagalannya mencapai target DOGE. Meski begitu, pengunduran dirinya memicu diskusi sengit di kalangan netizen Indonesia tentang politik AS.
Kesimpulan: Akhir Era Elon Musk di Gedung Putih
Elon Musk mengakhiri perjalanannya di pemerintahan Trump dengan kontroversi dan capaian yang dipertanyakan. Dari pemangkasan besar-besaran hingga konflik internal, langkahnya meninggalkan jejak di DOGE, namun juga pertanyaan besar tentang masa depan reformasi Trump. Apakah Musk akan kembali ke politik? Pantau X dan situs kami untuk kabar terbaru!
Dukung HobiHype untuk berita viral global terkini dan analisis mendalam!