HobiHype.id – Amerika Serikat menggemparkan dunia dengan menyerang tiga pusat nuklir Iran pada 21 Juni 2025! Presiden Donald Trump mengumumkan serangan terhadap fasilitas di Fordo, Natanz, dan Isfahan, mengklaim “fasilitas pengayaan nuklir Iran hancur total.” Aksi ini menyeret AS ke dalam konflik Israel-Iran, memicu ketegangan global. Dengan demikian, apa dampak serangan ini? Mari kita ungkap fakta di balik operasi militer bersejarah ini!
Latar Belakang Serangan: Eskalasi di Timur Tengah
Konflik Israel-Iran memanas sejak 13 Juni 2025, saat Israel melancarkan serangan ke fasilitas militer dan nuklir Iran. Iran membalas dengan rudal dan drone ke kota-kota Israel, menewaskan lebih dari 400 orang. Untuk itu, AS, yang awalnya menahan diri, memilih turun tangan setelah diplomasi gagal. Trump, yang sebelumnya memberi waktu dua minggu untuk negosiasi, memutuskan serangan setelah Iran menolak berunding tanpa henti serangan Israel. Akibatnya, AS mengerahkan bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah Fordo.
Detail Serangan: Teknologi Militer AS Beraksi
AS mengerahkan enam B-2 stealth bomber dari Missouri, menjatuhkan bom bunker-buster GBU-57 seberat 30.000 pon di Fordo, fasilitas pengayaan uranium yang terkubur 90 meter di dalam gunung. Selain itu, kapal selam Angkatan Laut AS meluncurkan 30 rudal Tomahawk ke Natanz dan Isfahan. “Serangan ini sukses spektakuler!” tegas Trump dalam pidato di Gedung Putih, didampingi Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Meski begitu, kerusakan sebenarnya belum jelas. Iran mengklaim fasilitas dievakuasi sebelum serangan, sehingga “tidak ada kerugian besar.”
Reaksi Iran: Ancaman Balas Dendam
Iran mengecam serangan AS sebagai “pelanggaran hukum internasional.” Organisasi Energi Atom Iran bersumpah melanjutkan program nuklir mereka. Lebih jauh lagi, Hossein Shariatmadari, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, menyerukan serangan rudal ke kapal perang AS dan penutupan Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak krusial. “Iran akan balas lebih dahsyat!” tegas Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Oleh karena itu, AS meningkatkan kewaspadaan di 19 pangkalan militernya di Timur Tengah, termasuk di Qatar dan Bahrain.
Dampak Global: Ketegangan dan Kekhawatiran
Serangan ini memicu reaksi beragam. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji Trump, menyebut aksi ini “mengubah sejarah Timur Tengah.” Sebaliknya, Houthi Yaman mengancam menargetkan kapal AS di Laut Merah, sementara Prancis mendesak diplomasi untuk mencegah perang regional. Di sisi lain, di AS, Senator Chuck Schumer menuntut Trump mematuhi War Powers Act, sementara CAIR menyebut serangan ini “tindakan perang ilegal.” Dengan kata lain, dunia kini berada di ambang krisis baru.
Risiko dan Tantangan ke Depan
Serangan AS berpotensi mengguncang pasar minyak global jika Iran menutup Selat Hormuz. Selain itu, risiko serangan balasan Iran terhadap pangkalan Amerika Serikat atau sekutunya, seperti Arab Saudi, mengancam stabilitas kawasan. Meski Trump mengklaim fasilitas nuklir Iran “hancur,” para ahli, seperti Mark Kimmitt, ragu fasilitas bawah tanah Fordo benar-benar musnah. Untuk itu, AS dan Israel bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi lebih lanjut.
Dunia Menanti Langkah Iran
Serangan AS ke tiga pusat nuklir Iran menandai babak baru dalam konflik Timur Tengah. Trump memperingatkan Iran untuk “segera berdamai” atau menghadapi serangan lebih besar, namun Iran bersikeras melawan. Jadi, akankah diplomasi menang, atau perang regional tak terhindarkan? Pantau @hobihype untuk kabar terbaru, dan bagikan pandangan Anda di kolom komentar! Mari bersama amati perkembangan krisis global ini!